TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau semakin serius menggarap potensi besar di sektor perkebunan.
Khususnya industri kakao, yang kini mulai menjelma menjadi simbol baru ekonomi kreatif di Bumi Batiwakkal— nama lain dari Berau.
Tak lagi sekadar oleh-oleh lokal maupun nasional, coklat Berau kini mengincar posisi di pasar internasional.
Bupati Berau, Sri Juniarsih menegaskan, pengembangan coklat Berau bukan lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, melainkan menjadi bagian dari strategi besar pemberdayaan ekonomi lokal.
Menurutnya, produk kakao dari Berau kini memiliki nilai lebih yang mampu bersaing di kancah global.
“Coklat Berau bukan sekadar oleh-oleh biasa. Ini simbol keberhasilan pemberdayaan lokal dan sudah menembus pasar global,” kata Bupati Sri, Sabtu (26/7/2025).
Langkah nyata pengembangan ini terlihat dari upaya Pemkab menjalin kemitraan strategis dengan pelaku usaha, UMKM dan pihak swasta. Kolaborasi ini mencakup pengolahan pascapanen hingga pemasaran.
Bupati Sri menambahkan, penguatan industri coklat ini diharapkan dapat memperluas lapangan kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Selain mendorong pertumbuhan industri lokal, ini juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Pemkab Berau melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) tengah menyusun rencana pembangunan rumah produksi kakao.
Lokasinya dipusatkan di Kampung Merasa, yang telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan kakao berdasarkan SK Bupati Berau Nomor 490 Tahun 2023.
“Pemilihan lokasi di Kampung Merasa sangat strategis karena sudah ditetapkan sebagai kawasan khusus pengembangan kakao,” kata Rita Noratni, Kepala Bidang Perindustrian Diskoperindag Berau.
Menurut Rita, perencanaan rumah produksi tersebut telah melewati tahap kajian dan monitoring oleh akademisi serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kalimantan Timur.
Saat ini, dokumen DED dari perencanaan tersebut masih dalam tahap penyusunan. Tentu dalam penyusunan ini, lahan dengan legalitas yang sudah lengkap akan menjadi prioritas demi mempercepat proses pembangunannya.
“Pastinya, yang terpenting di sini, saat penyusunan DED nanti, lahannya sudah clear. Kami juga mendapat dukungan dari DPPKUKM Kaltim, ini sangat membantu,” kata Rita.
Jika rencana ini berjalan mulus, bukan mustahil dalam beberapa tahun ke depan, coklat Berau tak hanya menjadi kebanggaan lokal, tapi juga jadi pemain utama dalam rantai pasok kakao nasional, bahkan dunia. (*/adv)