SAMARINDA – SD Negeri 020 Samarinda Utara masih harus berhadapan dengan kondisi tidak layak pada bangunannya. Sekolah tersebut masih memiliki dinding kayu dan terlihat rapuh, ruang belajar terbatas, toilet tidak memadai, bahkan perpustakaan harus diubah menjadi kelas darurat.
Kondisi tersebut diperparah saat hujan deras mengguyur Samarinda beberapa waktu lalu. Plafon di beberapa ruang kelas ambruk dan menyebabkan sejumlah kelas terpaksa berjalan secara online.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda sebelumnya menyebut kawasan sekolah berada di zona longsor kategori rendah hingga sedang. Relokasi tidak disarankan, tetapi perlu dilakukan mitigasi struktural, seperti pembangunan turap dan pengendalian aliran air di sekitar sekolah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda pun memastikan SDN 020 masuk dalam daftar pembangunan fisik pada tahun anggaran 2026. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SD, Bidang Pembinaan SD Disdikbud Samarinda, Dwi Purnomo.
Ia menjelaskan, proyek ini sebenarnya sudah dirancang sejak 2025 dan sempat dialihkan ke Kementerian PUPR melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dikelola oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW). Namun, rencana itu belum terealisasi karena masih menunggu keputusan kementerian.
“Balai sudah survei pada Oktober 2024 dan sempat menyurati kami. Tapi saat kami mulai menyusun perencanaan, mereka minta dihentikan agar tidak tumpang tindih. Akhirnya dialihkan ke sekolah lain,” terang Dwi.
BPPW sempat mengundang kepala sekolah untuk membahas restrukturisasi bangunan pada akhir 2024, tapi sampai sekarang belum ada kabar mengenai tindak lanjutnya. Salah satu penyebabnya adalah kontur tanah yang berada di lereng saat menyusun rencana pembangunan 2026.