Mentan Amran Tekankan Peningkatan Indeks Pertanaman di Kaltara 

diterbitkan: Kamis, 8 Mei 2025 09:11 WITA
Mentan Andi Amran Sulaiman saat berdiskusi dengan warga di Sajau Hilir.

TANJUNG SELOR – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan selama 2 hari di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Dalam dua hari ini, Mentan Amran hadir pada kegiatan di Tanjung Selor Ibu Kota Kaltara dan Tanjung Palas Timur, tepatnya di Desa Sajau Hilir.

Kedatangan Mentan Amran itu, selain mengajak pemerintah daerah untuk pemenuhan bahan pokok berupa padi, juga untuk mendorong percepatan swasembada pangan.

Baca juga  Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad Gagalkan Pengiriman CPMI Ilegal di Dermaga Aji Putri Nunukan

Mentan Amran menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di Kaltara dari satu kali tanam menjadi minimal dua kali bahkan tiga kali tanam dalam setahun.

“Upaya ini dimulai dengan perbaikan sistem irigasi yang ada dan ditargetkan selesai dalam tahun ini,” tuturnya saat hadir pada penanaman padi di Sajau Hilir, Kamis (8/5/2025).

Ia mengatakan, peningkatan IP merupakan langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan menyejahterakan petani di daerah.

Baca juga  Air Sungai Kayan di Peso 8,2 Meter, Ini Sejarah Banjir di Bulungan 10 Tahun Terakhir

Bahkan di sela-sela berdialog dengan para petani, Mentan Amran pun menelepon Menteri Pekerjaan Umum (PU) untuk meminta melakukan pembenahan irigasi di daerah Sajau Hilir tersebut.

“Melalui Menteri PU meminta BWS (Balai Wilayah Sungai) agar proses perbaikan irigasi ini dipercepat. Ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ucapnya.

Penanaman padi beberapa kali juga bertujuan menekan inflasi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Bahkan ia menilai jika Kaltara memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan baru, dengan dukungan sumber daya air yang melimpah.

Baca juga  Wagub Ingkong Tegaskan Kaltara Siap Dukung Percepatan Swasembada Pangan Nasional

“Air sungai di sini melimpah, sayang kalau hanya mengalir ke laut. Harusnya bisa jadi karbohidrat, jadi protein. Tentu ini bisa mendukung produksi tiga kali setahun,” pungkasnya. (**)

Bagikan:
Berita Terkait