BERAU – Berau mulai memasuki musim pesta adat tahunan, di mana sejumlah kampung bakal menggelar perayaan adat khas masing-masing. Seperti yang terjadi di Kampung Merabu yang sudah menggelar pesta adat pada Selasa (20/5/2025).
Namun, umumnya gelaran pesta adat tersebut berlangsung secara serempak. Sehingga membuat keterlibatan pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di dalamnya jadi terbatas.
Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami pun mengusulkan agar pesta adat di setiap kampung bisa dilakukan dengan jadwal yang sudah diatur. Sehingga tidak ada acara yang tumpeng tindih, dan bisa mengoptimalkan kehadiran dan dukungan dari instansi pemerintah maupun DPRD.
“Saya yakin, jika dikomunikasikan dengan baik kita bisa atur penjadwalannya. Misalnya, bulan ini kampung A dan B, nanti bulan selanjutnya kampung yang lain,” terang Sutami.
Menurutnya, tanpa penjadwalan yang teratur, maka pesta adat di setiap kampung akan berjalan dengan serempak. Sehingga kekayaan budaya yang ada di setiap kampung bisa dipamerkan dengan lebih optimal.
Dia menambahkan, pesta adat adalah bagian penting dari identitas dan kekayaan budaya Berau yang harus dijaga. Tapi jika dilangsungkan secara bersamaan, maka selain mengurangi perhatian pemerintah, berisiko juga membebani pembiayaan.
“Setiap pesta adat pasti butuh anggaran. Jangan sampai jadi tumpang tindih dan malah tidak maksimal. Kita ini kan negeri proposal, nanti banyak yang masuk mendadak. DPRD senang membantu, asal waktunya diatur agar tidak saling sikut. Sakralnya jangan sampai hilang, tapi tetap efisien,” tegasnya.
Sutami juga menyampaikan selama ini, DPRD selalu berusaha hadir dan berkontribusi dalam kegiatan adat, baik dalam bentuk ide, tenaga, maupun materi. Ia menekankan pentingnya undangan resmi agar wakil rakyat dapat menjadwalkan kehadiran mereka. (adv)