Ekspor Melambat, Ekonomi Kaltim Tetap Diprediksi Tumbuh Positif
SAMARINDA – Menurunnya permintaan batu bara dari pasar China dan India diyakini memberikan efek bagi perekonomian Kaltim. Namun, menurut Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalti, di penghujung 2025 nati perekonomian Kaltim masih akan tumbuh positif di angka 5,8 persen.
Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto mengakui, China dan India memang menjadi dua negara tujuan ekspor batu bara dari Bumi Mulawarman. Penurunan permintaan batu bara dari kedua negara tersebut diperkirkan akan pulih pada Triwulan III dan kembali mengalami kenaikan di Triwulan IV.
“Penurunan permintaan disebabkan kebijakan domestic yang diambil pemerintah dari kedua negara tersebut. Tapi pada Triwulan III dan IV diprediksi akan pulih,” terang Budi.
Budi melanjutkan, China dan India mengambil kebijakan untuk mengurangi penggunaan energi thermal, dan tidak bergantung pada pembangkit listrik yang bersumber dari energi batu bara.
“Mereka mulai beralih menggunakan energi terbarukan, jadi di sana mengoptimalkan pemanfaatan energi hijau,” tambahnya.
Selain itu, tekanan pada industri manufaktur di Tiongkok akibat berbagai faktor global dan domestik juga menyebabkan penurunan konsumsi energi secara keseluruhan. Imbasnya, permintaan terhadap batu bara pun ikut terdampak.
Kondisi itu membuat kontribusi ekspor batu bara terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan I tidak setinggi yang diharapkan. “Kita memang tidak banyak berharap dari sektor energi di triwulan I. Begitu juga triwulan II juga tampaknya masih melambat,” sebut Budi.