TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal hingga ke tingkat internasional dengan potensi pariwisatanya.
Namun, menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak ekonomi Bumi Batiwakkal, sebutan Berau ini bukan pekerjaan mudah. Butuh kolaborasi untuk memastikan sektor pariwisata ini bisa tumbuh subur.
Bupati Berau, Sri Juniarsih menyampaikan menyampaikan hal ini di hadapan para pelaku wisata di Berau, seperti kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Dewasa ini, sektor pariwisata tak hanya digerakkan melalui para aktor di maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), namun perlu tindakan kreatif dan inovatif dari semua pihak.
Termasuk 57 perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau yang mesti melek dengan kekayaan pariwisata di Berau.
“Harus dicatat ini, semua harus bekerja untuk kemajuan pariwisata,” kata Bupati Sri.
Ketika agenda pertemuan dengan orang-orang dari luar Berau, perangkat daerah diharuskan memiliki skill untuk membangun strategi komunikasi promosi pariwisata.
Dalam hal ini, perangkat daerah harus bisa membuat siapapun orang baru yang ditemui bisa kepingin untuk berkunjung ke destinasi wisata unggulan Bumi Batiwakkal, seperti wisata bahari di Pulau Maratua dan Derawan.
“Masih banyak lagi destinasi yang bisa dipromosikan,” tuturnya.
Bupati Sri menyatakan, sebanyak 4.546 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.708 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bisa menjadi ujung tombak promosi pariwisata Berau.
Selain memanfaatkan kemampuan komunikasi secara individu, akses sosial media yang umumnya dimiliki para pegawai tersebut dinilai bisa digunakan sebagai peluang yang baik.
“Jangan perhitungan, ini kerja amal untuk kita semua,” kata Bupati Sri.
Selain itu, kerja sama dengan media massa juga penting untuk mempromosikan pariwisata Berau dengan konten yang kreatif dan menarik.
Termasuk kerja sama dengan sektor swasta, seperti perusahaan pertambangan dan perkebunan diharapkan bisa ikut mempromosikan kekayaan pariwisata di Berau.
Jika sektor pariwisata bisa digerakkan melalui kolaborasi tersebut, tak menutup kemungkinan Berau akan mampu keluar dari ketergantungan terhadap sektor pertambangan batu bara.
“Kita sudah sering kali ke luar, di luar itu tidak ada batu baranya, tapi mereka punya pariwisata dan bisa hidup dari situ,” sebutnya.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir juga sangat setuju dengan gagasan Bupati Sri, agar semua pihak menjadi agen pariwisata dalam konteks pemerintah dan kolaborasi lintas sektor yang akan memberikan daya gedor ke industri pariwisata.
“Itu sangat baik untuk dilaksanakan,” kata Ilyas.
Menurutnya, langkah tersebut dapat menjadi solusi di tengah efisiensi anggaran untuk promosi pariwisata. Pada tahun ini, promosi pariwisata diberikan anggaran senilai Rp5 miliar.
“Kalau semua bisa melek dengan kekayaan wisata kita, kami yakin tamu baru bakal banyak yang datang,” tuturnya.
Ilyas berharap, nantinya pemerintah mengeluarkan payung hukum yang dapat menjadi acuan setiap perangkat daerah untuk mempromosikan pariwisata, khususnya bagi lembaga daerah yang linear dengan kerja pariwisata.
“Ini penting agar geraknya bisa terukur,” pungkasnya. (**)