BERAU – Anggota Komisi II DPRD Berau, Oktavia menyoroti progress pembangunan Puskesmas Tanjung Redeb. Dikabarkan, pembangunan layanan kesehatan tersebut mengalami keterlambatan.
Ia menerangkan, fasilitas kesehatan saat ini menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Hal ini seiring dengan target pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk warga Berau.
“Tapi karena adanya keterlambatan ini, warga jadi tidak bisa menggunakan fasilitas ini dengan cepat,” terang Oktavia.
Dia pun meminta Pemkab Berau untuk bisa melakukan pengawasan dan observasi untuk mengetahui apa yang menyebabkan pembangunan Puskesmas itu jadi terlambat. Dia tidak ingin, fasilitas yang semestinya bisa dinikmati masyarakat justru mangkrak dan tidak jelas penyelesaiannya.
“Pemerintah mesti bertindak tegas, urusan kesehatan itu urusan hajat hidup banyak orang,” tegasnya.
Untuk informasi, pembangunan Puskesmas Tanjung Redeb sudah dimulai sejak pertengahan 2024 lalu. Puskesmas tersebut ditargetkan selesai dibangun di penghujung 2024, namun molor hingga Februari 2025.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Jaka mengakui kesalahan hingga alami keterlambatan tak hanya dari kontraktor saja melainkan pihak OPD terkait juga turut andil dalam proses pembangunan.
“Jadi awal keterlambatan itu dimulai dari fondasi pagar dan pemasangan cakar ayam itu terkena fondasi sebelah (tanah warga yang berada di sebelah bangunan Puskesmas),” jelasnya.
Karena kesalahan tersebut, pihaknya harus merancang ulang pembangunan Puskesmas yang diharapkan bisa menyokong kerja RSUD Abdul Rivai, Berau.