Ekspor Hasil Tambang Alami Penurunan Terbesar, Tiongkok Masih Jadi Tujuan Utama

diterbitkan: Senin, 7 Juli 2025 10:02 WITA
Kepala BPS Kaltara, Mas'ud Rifai.

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat ekspor asli Kaltara periode Januari-Mei 2025 mencapai USD559,48 juta.

Angka ini mengalami penurunan 19,35 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat mencapai USD693,68 juta.

Secara lebih terperinci, sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor hasil tambang sebesar 34,45 persen atau menjadi USD364,09 juta dan ekspor migas yang turun 57,12 persen.

“Sementara sektor hasil industri dan hasil pertanian naik masing-masing 42,40 persen dan 66,87 persen dibanding kondisi periode Januari-Mei 2024,” ujar Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, Senin (7/7/2025).

Baca juga  Pertanian dan Perkebunan Kakao di Berau Harus Eksis, Bupati Sri: Pasar Kita Jelas, Bisa Ekspor

Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di Kaltara periode Januari-Mei 2025 sebesar USD568,37 juta atau turun dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai USD1,3 miliar.

Jika dirincikan berdasarkan jenis komoditasnya, ekspor hanya USD2,13 juta atau turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD4,21 juta.

Hasil industri USD189,21 juta, sebelumnya USD247,68 juta. Lalu hasil tambang turun jadi USD364,09 juta dari yang sebelumnya USD1,069 miliar.

Baca juga  Pencarian Karyawan Tambang yang Tertimbun Longsor di Loa Janan Dihentikan

Menurut golongan barangnya, yang terbesar ialah batu bara dengan nilai USD366,22 juta, kemudian rokok USD124,87 juta, pulp dari kayu dan lainnya USD61,18 juta dan ikan, hasil laut dan hasil olahan lainnya USD13,17 juta.

Di sini, ada beberapa ekspor Kaltara yang dilakukan melalui pelabuhan di luar Kaltara, yang mana pada Mei 2025 totalnya mencapai USD 13,38 juta.

Baca juga  Perempuan Adat Long Pelban Menyuarakan Perlawanan Melalui Pameran Virtual

Tiga provinsi utamanya, yaitu Jawa Timur (Jatim) USD12,37 juta, Sulawesi Selatan (Sulsel) USD0,76 juta dan Jakarta USD0,24 juta.

“Untuk negara tujuan ekspornya, tertinggi itu Tiongkok sebesar USD234,26 juta. Baru kemudian disusul Filipina USD123,33 juta, India USD49,92 juta, Kamboja USD38,88 juta, Thailand USD13,46 juta, Malaysia USD34,66 juta, Jepang USD16,45 juta, Vietnam USD13,00 juta, serta beberapa negara lainnya USD44,40 juta,” pungkasnya. (**)

Bagikan:
Berita Terkait