MAHAKAM ULU – Sejak pertengahan Juli 2025 lalu, sebagian wilayah Kaltim mengalami musim kemarau. Kondisi tersebut mempengaruhi transportasi sungai yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi di Mahakam Ulu (Mahulu).
Saat ini kapal barang juga kapal penumpang tak bisa bergerak bahkan bisa disebut lumpuh total imbas musim kemarau. Kapal yang melewati jalur transportasi sungai dari Samarinda menuju Mahulu tidak lagi bisa melanjutkan perjalanan hingga Long Bagun, titik akhir rute sungai, hanya mampu bersandar di wilayah Long Iram, Kutai Barat.
Kepala UPTD Pelabuhan Melak Maden Sitorus menjelaskan kondisi tersebut sudah berlangsung dua pekan terakhir imbas surutnya Sungai Mahakam.
“Kalau kapal dari Samarinda ke Melak masih cukup normal. Tapi untuk rute ke Long Bagun di Mahulu hanya bisa sampai Long Iram saja karena kondisi air yang surut,” jelas Maden.
Kemarau kali ini disebut cukup parah, dengan penurunan permukaan air sungai mencapai lima hingga enam meter dari kondisi normal, hal mana yang membuat arus distribusi barang dan mobilitas masyarakat menuju Mahulu ikut terganggu.
“Biasanya dalam satu kali keberangkatan bisa lebih dari 150 penumpang. Sekarang paling hanya 45 orang,” jelas Maden lagi.
Untuk mengatasi keterbatasan itu, barang dari Samarinda harus diangkut ulang menggunakan kapal kecil jenis long boat dari Long Iram menuju Mahulu. Sistem ini dilakukan dengan penjemputan barang oleh kapal dari Mahulu yang bisa melintasi jalur sempit dan dangkal.
Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga musim hujan tiba yang belum diketahui kapan berlangsung, meski pihak pelabuhan tetap berharap adanya solusi jangka pendek agar distribusi kebutuhan pokok ke Mahulu tidak terhambat terlalu lama.