Moda Transportasi Massal di IKN Mesti Ramah Lingkungan

diterbitkan: Rabu, 11 September 2024 08:26 WITA
Ilustrasi angkutan transportasi massal di laut. (Foto: Int)

YOGYAKARTA, – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Inspektur Jenderal Risyapudin Nursin mendorong industri penyeberangan ikut masuk dalam proses pembukaan lintasan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Industri transportasi massal, khusus di perairan, sangat diperlukan di sekitar lokasi IKN.

“Tentu harus dilakukan dengan armada berbasis bahan bakar terbarukan, selaras visi IKN sebagai kota cerdas dan ramah lingkungan,” kata Risyapudin saat menghadiri Rakernas Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) di Yogyakarta, Rabu (11/9/2024), seperti dikutip melalui metrotvnews.com.

Baca juga  Puluhan Pejabat IKN Dilantik, Mulai dari JPT-Pratama, Hingga Fungsional dan Pelaksana

Dia mengatakan keberadaan transportasi angkutan sungai, danau, dan penyeberangan sangat penting di IKN. Hal itu akan menunjang segala aktivitas di kawasan pusat pemerintahan itu.

“Selain berbasis elektronik untuk kendaraan darat, penyeberangan juga harus memberikan kontribusi akses. Maka, kami berharap, dari Gapasdap bisa hadir segera untuk melakukan program-program di tahun 2025,” jelasnya.

Ketua Umum Gapasdap, Khoiri Soetomo, mengatakan sejumlah pilihan transportasi ramah lingkungan sudah pihaknya pikirkan. Ia mengatakan salah satunya teknologi berbasis electric power, yang juga digunakan di sejumlah negara Eropa utara.

Baca juga  Kapolda Kaltara Irjen Daniel Adityajaya Pimpin Zoom Meeting Kesiapan Pemungutan Suara Pemilu 2024

Menurut dia hal yang tak kalah penting yakni pemerintah harus menyiapkan infrastruktur terlebih dahulu sebelum kapal penyeberangan ramah lingkungan itu kita operasikan.

“Jadi, rasanya itu masih terlalu jauh, karena kita tahu, untuk membangun infrastruktur seperti yang ada di Norwegia, misalnya, itu tidak murah,” ungkapnya.

Ia mengatakan transportasi ramah lingkungan membutuhkan modal besar. Misalnya, pengadaan kapal-kapal penyeberangan bertenaga listrik harus mendatangkan dari negara-negara yang jauh dan butuh biaya mahal. Menurut dia, hal memungkinkan untuk direalisasikan adalah menggunakan kapal-kapal berbasis energi alam, yakni bahan bakar gas.

Baca juga  Groundbreaking ke 8 Jokowi di IKN, Pembangunan Nusantara Signifikan

“Itu mungkin, karena beberapa kapal kami bisa dilakukan konversi secara teknis. Kapal yang selama ini pakai bahan bakar solar, itu bisa dikonversi ke bahan bakar gas,” jelasnya. (*/Sulaiman)

Topik: ,
Bagikan:
Berita Terkait