BERAU – Kabupaten Berau mengalami kelangkaan stok pasir, yang mulai dikeluhkan masyarakat. Kondisi ini diduga kuat disebabkan karena berhentinya aktivitas penambangan pasir yang terjadi selama beberapa waktu terakhir.
Situasi ini mendapat respons dari Wakil Ketua II DPRD Berau, Sumadi. Menurutnya, penghentian aktivitas penambangan pasir dalam beberapa waktu terakhir telah memberikan dampak serius yang tidak hanya terhadap pembangunan infrastruktur, tetapi juga terhadap roda perekonomian masyarakat.
“Roda ekonomi masyarakat jelas terganggu, terutama untuk masyarakat yang menggantungkan hidup mereka di sektor itu,” terang Sumadi.
Jika berhubungan dengan stok, Sumadi mengamini bahwa stok pasir untuk wilayah Berau memang masih bisa ditutupi oleh pasir dari Bulungan. Namun, jika seperti itu terus, maka yang akan merasakan dampak perputaran uangnya adalah daerah lain, bukannya Berau.
Sumadi menjelaskan, pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Berau untuk mencari jalan keluar dari permasalahan kelangkaan pasir ini.
“Sudah pernah bertemu dengan OPD dan Forkopimda. Ya semoga bisa beroperasi kembali,” sambungnya.
Dia berharap dalam waktu dekat, aktivitas pertambangan pasir bisa kembali berjalan seperti sebelumnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di Bumi Batiwakkal, pertambangan pasir juga menjadi salah satu roda ekonomi bagi masyarakat Berau.
“Saya yang penting masyarakat tidak kesulitan, baik untuk mendapatkan stok pasir, atau dalam konteks mata pencaharian mereka,” pungkasnya. (adv)