Kampung Long Beliu Kembangkan Ekowisata Rotan, Gabungkan Pelestarian Alam dan Ekonomi Lokal

diterbitkan: Senin, 20 Januari 2025 11:52 WITA
Pengrajin rotan dari kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay.

BERAU,-– Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, kini tengah mengembangkan diri menjadi pusat industri rotan berbasis masyarakat melalui peluncuran Ekowisata Kampung Rotan.

Inisiatif terbaru ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk rotan sekaligus memperkenalkan kekayaan alam dan budaya setempat. Acara peluncuran yang digelar pada Kamis, 16 Januari 2025, disambut antusias oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.

Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Berau, Muhammad Hendratno, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa pengembangan Ekowisata Kampung Rotan adalah langkah strategis untuk membangkitkan industri rotan yang berkelanjutan.

“Bahan baku kerajinan rotan melimpah di sekitar kampung. Ini adalah kesempatan besar untuk menggabungkan pelestarian hutan dengan peningkatan ekonomi lokal,” ujarnya.

Kalimantan Timur, bersama dengan Kalimantan Utara, dikenal memiliki potensi rotan yang sangat besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama mitra pada Agustus hingga Oktober 2024, daerah ini tercatat memiliki 40 jenis rotan, dengan Rotan Manau, Rotan Sabut, dan Rotan Sega sebagai jenis yang paling banyak dimanfaatkan untuk keperluan komersial.

Baca juga  Wisata Berau Diproyeksikan jadi Sektor Utama Tekan Pengangguran

Sebelumnya, rotan di Kampung Long Beliu hanya digunakan secara tradisional sebagai bahan bangunan atau kerajinan sederhana. Namun, berkat dukungan insentif karbon berbasis kinerja dari Bank Dunia, kampung ini mulai fokus mengelola dan mengembangkan produk turunan rotan yang lebih bernilai.

Manajer Senior Program Terestrial YKAN, Niel Makinuddin, menyatakan bahwa rotan merupakan alternatif penghidupan yang sangat potensial jika dikelola dengan cara yang berkelanjutan. “Dari umbut hingga batang, semua bagian rotan dapat dimanfaatkan,” jelas Niel.

Menariknya, pengelolaan rotan secara berkelanjutan turut mendukung pelestarian hutan. Rotan tumbuh dengan baik di tegakan pohon yang menjadi tempatnya merambat, sehingga masyarakat secara tidak langsung menjaga kelestarian hutan.

Baca juga  Kabid SDA DPUPR Sebut, Belum Terkoneksinya Jaringan Drainase Jadi Penyebab Banjir

Dengan pengelolaan yang tepat, industri rotan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan sekaligus mendukung konservasi lingkungan.

Dengan bantuan dari YKAN, Yayasan Pilar Indonesia, serta dukungan pemerintah daerah melalui KPHP Berau Barat, Kampung Long Beliu kini mengembangkan Ekowisata Berbasis Rotan.

Kepala Kampung Long Beliu, John Patrik Ajang, menyebut wisatawan yang berkunjung ke kampung ini akan disuguhkan pengalaman menarik, mulai dari susur sungai menggunakan ketinting, melihat proses produksi anyaman rotan, hingga jelajah hutan dan wisata kuliner khas suku Dayak Gai dan Kenyah.

“Kampung kami siap menyambut para pelancong dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa,”ujarnya.

Pada 2025, pemerintah kampung menargetkan pembangunan rumah produksi rotan di kampung mereka, yang akan memastikan ketersediaan bahan baku bagi para perajin serta menjadi galeri untuk mempromosikan dan memasarkan produk rotan.

Baca juga  Tumbit Melayu Terisolasi Gegara Banjir, Bupati Berau Sri Juniarsih Pastikan Penanganan Dilakukan Tahun Ini

Nantinya, unit usaha pengelolaan rotan di Kampung Long Beliu akan dikelola oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) HHBK dan Jasa Lingkungan dengan pengawasan dari Lembaga Pengelola Hutan Desa.

Melalui pengelolaan yang tepat, Ekowisata Kampung Rotan diharapkan bisa menggabungkan keberlanjutan lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta melestarikan warisan budaya yang sudah mengakar di kalangan masyarakat setempat.

Sebagai komoditas unggulan, rotan di Kampung Long Beliu tidak hanya menjadi produk bernilai ekonomi, tetapi juga simbol kolaborasi antara pelestarian alam dan kearifan lokal yang berkelanjutan.

Dengan langkah ini, Kampung Long Beliu berharap dapat menjadi model pengembangan industri rotan berbasis masyarakat yang dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia.(*)

Topik:
Bagikan:
Berita Terkait