Pertanian dan Perkebunan Kakao di Berau Harus Eksis, Bupati Sri: Pasar Kita Jelas, Bisa Ekspor

diterbitkan: Jumat, 18 Juli 2025 05:43 WITA
Bupati Berau, Sri Juniarsih mempromosikan coklat Berau.

TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih memberikan atensi khusus terhadap penguatan pertanian dan perkebunan kakao di wilayah Kabupaten Berau.

Komitmen tersebut ditunjukkannya dengan meminta kepada perangkat daerah terkait untuk segera membuat formula untuk memastikan proses penanaman hingga distribusi hasil pertanian atau perkebunan kakao dapat tetap eksis.

Ini menjadi atensi Bupati Sri dengan mengatakan pertanian dan perkebunan kakao di Berau harus eksis. Jangan sampai petani kakao di Berau berkurang karena terbuai rayuan perkebunan kelapa sawit yang dianggap lebih menghasilkan.

“Pasar kita jelas, bisa ekspor,” ujar Bupati Sri.

Baca juga  Jamin Keselamatan Pengguna, Dermaga Sidayang Tanjung Batu Direhab

Komoditi ekspor ini dipastikan tak akan kehilangan pasarnya, meski secara ekonomi harga jual biji kakao cenderung fluktuatif. Dapat dipastikan pasar global membutuhkan biji kakao untuk diolah menjadi coklat.

“Jadi para petani tak perlu risau dengan ancaman kerugian,” katanya.

Ia mengatakan, kakao Berau juga pernah masuk dalam panggung internasional di Cacao of Excellence di Paris, Perancis pada tahun 2021 lalu.

Berau juga pernah mencatat sejarah dengan mengekspor biji kakao kering langsung ke Amerika Serikat seberat 15 ton pada tahun 2023.

“Sejarah itu sudah dicatatkan, kita harus percaya diri dengan geliat bisnis (kakao) ini,” kata Bupati Sri.

Baca juga  Hadiri Pisah Sambut Kapolres Berau, Bupati Sri Ucapkan Terima Kasih ke AKBP Khairul Basyar

Namun demikian, hal ini harus dibekali dengan metode bisnis yang lebih kompleks. Dengan deretan produk olahan kakao, Berau bukan hanya bisa mengekspor, tapi dipastikan dapat mengolah biji kakao menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi.

“Coklat kita dipuji Gubernur (Gubernur Kaltim, Rudi Mas’ud). Tentu ini lampu hijau untuk kita terus melestarikan kakao di Berau,” sebutnya.

Sebelumnya, Dinas Perkebunan (Disbun) Berau sedang menyusun peta jalan untuk pengembangan kakao dan kelapa di 12 kecamatan di Berau, selain Tanjung Redeb.

Baca juga  500 Hektare Lahan Perkebunan Kakao di Berau Terdampak Banjir, Sebagian Tanaman Mati dan Hanyut

Peta jalan ini bertujuan mengidentifikasi potensi lahan dan sumber daya manusia (SDM) untuk pengelolaan dua komoditas tersebut. Proyek ini dibiayai dari APBD Berau sebesar Rp400 juta.

Data tahun 2024 menunjukkan potensi besar untuk kakao dan kelapa di Berau. Luas lahan kelapa mencapai 2.310,17 hektare dengan produksi 2.571 kg.

Sementara, kakao memiliki luas lahan 1.037 hektare dengan produksi 463,7 kg.

Kepala Disbun Berau, Lita Handini menyatakan, kepastian pasar adalah kunci utama untuk mendorong petani meningkatkan produksi.

“Kalau pasarnya terjamin, petani pasti mau,” sebutnya. (*/adv)

Bagikan:
Berita Terkait