NUSANTARA – Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN) menggelar pertemuan strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Balai Kota IKN. Dalam pertemuan tersebut, terungkap fakta krusial soal kualitas data riset IKN.
Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Rokhis Khomarudin, menegaskan pentingnya verifikasi data secara langsung di lapangan. Rokhis mengakui, terkait hasil riset [sumber daya air] sebelumnya, sejauh ini informasinya masih berdasarkan citra satelit dan belum melalui kegiatan lapangan. Dengan kata lain, riset itu masih awal, maka BRIN masih perlu mengonfirmasi lebih dahulu.
“Dengan hadirnya para periset tersebut langsung ke lapangan, harapannya dapat melihat bagaimana kondisi eksisting (sebenarnya) yang ada di IKN. Dengan adanya tambahan data yang dilakukan BRIN di IKN, memperykuat hasil riset sebelumnya,” jelas Rokhis melansir dari Kompas.com.
Rombongan tujuh peneliti BRIN lintas bidang pun langsung meninjau infrastruktur vital seperti 54 embungyang telah beroperasi, Bendungan Sepaku Semoi, dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai. Hasil kunjungan ini membuktikan air baku di IKN terjamin, bahkan mendukung ekonomi hijau lokal, seperti budidaya kopi liberika di sekitar DAS Sanggai.
Agenda utama kolaborasi ini adalah penyusunan kajian penamaan rupa bumi (toponimi) IKN, mencakup nama jalan, embung, hingga gedung pemerintahan. Targetnya selesai sebelum akhir tahun 2027.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyebut ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas kota menjelang fungsinya sebagai Ibu Kota Politik pada tahun 2028.
“Toponimi ini akan sangat diperlukan. Tidak hanya nama jalan saja, tetapi setiap kawasan IKN harus kita beri identitas,” tutupnya.






