Bupati Sri Paparkan Potensi Pariwisata dan Perikanan Berau ke Dubes Seychelles

diterbitkan: Selasa, 4 November 2025 03:08 WITA
Bupati Berau, Sri Juniarsih mendampingi Dubes Seychelles berkunjung ke hutan mangrove di Berau.

TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih mendampingi Duta Besar (Dubes) Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito melakukan tinjauan Hutan Mangrove Buyung Lestari pada Sabtu (1/11/2025).

Dalam kunjungan hutan mangrove di Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar tersebut, Bupati Sri memaparkan potensi pariwisata dan perikanan Berau ke Dubes Seychelles.

“Kampung Buyung-Buyung dengan segala potensinya, baik alam maupun laut, itu masih terjaga dengan baik,” kata Bupati Sri.

Kondisi ini yang membuat Kampung Buyung-Buyung menjadi pilot project blue economy dan blue food di Bumi Batiwakkal— nama lain dari Berau.

Baca juga  Event Berau Youthporia 2025 Akan Digelar Juni, Bupati Sri Pesan Beri Kesempatan ke Anak Muda

Ada banyak hasil olahan laut dari Kampung Buyung-Buyung, mulai dari terasi, hingga ebi dari udang rebon dan ikan. Hasil olahan ini yang kemudian memberi dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan pelaku UMKM.

“Kampung Buyung-Buyung dengan potensi alam yang masih organik dan olahan makanan hasil laut menjadikannya sebagai pilot project economy blue dan blue food,” katanya.

Bupati Berau dua periode ini berharap kerja sama yang telah terjalin dengan Seychelles bisa terus berkesinambungan.

Baca juga  Bupati Sri Tegaskan Kolaborasi Lintas Sektor jadi Kunci Maksimalnya Realisasi Program

“Potensi ini harus kita angkat, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional. Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi biru yang pada akhirnya nanti mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Dubes Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito mengatakan, penerapan program blue economy di Berau dapat dilakukan dengan memaksimalkan sektor pariwisata dan perikanan.

“Dengan modal alam, Kepala Kampung harus dapat membina masyarakat menjaga kearifan lokal dari hasil perikanan maupun pertanian yang ada,” kata Nico.

Baca juga  Lomba Tradisional hingga Adat Suku Berau Dikenalkan lewat Festival Abutta Banua

Hutan mangrove mempunyai nilai karbon yang bisa dijadikan pendapatan daerah. Oleh karena itu, keberadaan dari mangrove tersebut harus dijaga untuk kebutuhan hidup serta mendapatkan penghasilan dari pengelolaan hutan mangrove sebagai destinasi wisata.

Tak hanya itu, potensi laut di Kampung Buyung-Buyung seperti udang organik dan kepiting bakau perlu adanya fasilitas cold storage.

Dengan komitmen kedua belah pihak, diharapkan Berau akan dapat memanfaatkan potensi wisata alam, laut dan budaya untuk mencapai kemajuan ekonomi seperti yang dicapai Seychelles. (*/adv)

Bagikan:
Berita Terkait