TANJUNG SELOR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu atensi di Kalimantan Utara (Kaltara).
Sebagai langkah awal pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara melakukan rapat koordinasi (rakor) penanganan karhutla.
Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan BPBD kabupaten/kota se-Kaltara serta sejumlah pihak terkait lainnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kaltara, Andi Amriampa mengatakan, langkah awal pencegahan itu dimulai dari mitigasi, sosialisasi hingga pelatihan.
“Kita juga cek peralatan untuk memastikan semua dalam kondisi baik, termasuk memastikan kesiapan personel,” ujar Andi saat dikonfirmasi, Jumat (16/5/2025).
Ia mengatakan, langkah ini sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap adanya peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan prakiraan cuaca.
“Kan peringatan dini dari BMKG itu, pada Juli nanti memasuki masa kekeringan,” katanya.
Untuk di Kaltara, potensi karhutla itu sudah dipetakan. Artinya, saat ini yang perlu dilakukan adalah kolaborasi sejumlah pihak atau unsur terkait.
“Perlu ada sinergitas antara semua pihak, utamanya di tingkat desa, karena di desa itu sudah ada kelompok yang dibentuk, seperti masyarakat peduli api dan desa tangguh bencana,” katanya.
Andi menyebutkan, dari lima kabupaten/kota di Kaltara, terpantau ada dua daerah yang rawan karhutla, yaitu Bulungan dan Nunukan.
“Tapi kalau kita lihat data yang ada, potensi karhutla tertinggi itu ada di Bulungan. Tapi itu tidak merata, dia hanya di sebagian wilayah Tanjung Palas Timur,” pungkasnya. (**)






