SAMARINDA – Persoalan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kaltim seolah tak ada habisnya. Mulai dari distribusi yang kerap disebut tidak lancar, hingga baru-baru ini ditemukan banyak kendaraan bermotor mengalami kerusakan usai mengisi BBM.
PT Pertamina selaku penyedia BBM di Kaltim pun mengatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab menuntaskan persoalan BBM di Bumi Mulawarman. General Manager Pertamina MOR VI Kalimantan, Alexander Susilo, menyatakan pihaknya terbuka untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah guna menyelesaikan persoalan energi di Kaltim.
“Sinergi dengan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan ketahanan energi,” kata Alexander.
Namun dia menegaskan, antrean yang mengular di sejumlah SPBU di Kaltim bukan disebabkan oleh kelangkaan BBM. Tapi, karena tingginya permintaan dan kebutuhan masyarakat akan stok BBM itu sendiri.
Alexander menyebut salah satu solusi teknis yang bisa pihaknya tawarkan. Seperti misalnya menambah jumlah SPBU di daerah-daerah yang padat penduduk, seperti di Balikpapan.
“Dengan menambah jumlah SPBU, antrean pasti bisa diurai. Tapi kita perlu investor untuk melakukan hal itu,” tambahnya.
Sementara untuk persoalan kuota, Alexander menerangkan sistem tersebut hanya diberlakukan untuk jenis BBM Bersubsidi, seperti solar subsidi. Pendistribusiannya pun selama ini diawasi ketat dengan menggunakan sistem barcode.
“Untuk truk roda enam maksimal 40 liter per hari, dan kendaraan di atasnya bisa sampai 200 liter. Data ini dijaga agar tepat sasaran,” tutupnya.