Susah Payah Evakuasi Paus Sperma di Balikpapan

diterbitkan: Rabu, 2 Oktober 2024 05:52 WITA
Paus sperma yang terdampar di bibir pantai Balikpapan. (Ist)

BALIKPAPAN – Bukan perkara gampang mengevakuasi mamalia laut ini. Tiga hari berlalu, ratusan orang hingga alat berat dikerahkan, namun prosesnya belum kelar sampai hari ini. Berat paus sperma yang terdampar pada 27 September 2024 itu sekira 40 ton. Berat itu setara dua ekskavator jenis Caterpillar 420D yang dikerahkan untuk memulai pemulasaraan bangkai yang sudah menebar bau tak sedap.

Tepat di badan paus, petugas dari Polairud Polda Kaltim mulai menggergaji badan paus di pantai Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur. Sebagian lainnya menarik hasil potongan ke tepian. Opsi pemulasaraan adalah dikubur atau dibakar. Tak jauh dari situ, terdapat lubang berukuran sekitar 15 meter x 10 meter dengan kedalaman 5 meter.

Seorang petugas yang ikut dalam evakuasi adalah Brigadir Polisi Kepala Taufik Ismail. Ia mengatakan, dalam proses pemulasaraan bangkai paus, ditemukan sejumlah kendala. Satu di antaranya adalah tubuh paus yang terlampau besar dan berat. Hal ini membuat proses pemotongannya berlangsung lama.

Melihat kondisi di lapangan, Bripka Taufik memperkirakan, pemulasaraan bangkai paus tak bisa kelar hari ini.

“Kemungkinan, besok baru bisa dikubur atau dibakar,” kata Bripka Taufik, mengutip kaltimkece.id.

Proses evakuasi bangkai mamalia air tersebut sudah berlangsung sejak Jumat, 27 November 2024, atau ketika paus tersebut ditemukan mati. Dalam upaya ini, Bripka Taufik menyebut, ada ratusan orang terlibat. Mereka berasal dari bermacam kalangan. Mulai kepolisian, TNI, Pemerintah Kota Balikpapan, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak wilayah kerja Balikpapan, hingga masyarakat sipil.

Baca juga  Kabid SDA DPUPR Sebut, Belum Terkoneksinya Jaringan Drainase Jadi Penyebab Banjir

“Adapun peralatan yang digunakan terdiri dari satu ekskavator, beberapa gergaji mesin, APD, tali tambang, selang pemadam, hingga mobil double gardan,” sebutnya.

Keberadaan paus sperma di perairan dangkal Balikpapan diperkirakan sejak Senin, 23 September 2024 lalu. Hari itu, mamalia raksasa tersebut dilaporkan masih hidup namun dalam kondisi lemas.

Para petugas sempat menarik paus ke laut dalam, sehari kemudian, paus malah kembali ke perairan dangkal hingga akhirnya ditemukan mati pada Jumat pagi itu.

Belum diketahui penyebab kematian paus tersebut, namun, petugas telah mengambil sampel dari paus untuk diteliti. Pengawas Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Heri Seputro, menyebutkan beberapa spekulasi mengenai penyebab kematian paus tersebut. Satu di antaranya adalah sistem sonar atau pernavigasian paus yang rusak.

Dugaan tersebut muncul dari sejumlah luka yang ditemukan di badan paus. Luka-luka ini diduga disebabkan gesekan badan paus mengenai terumbu karang. Biasanya, kata Heri, sonar paus rusak akibat terkena gelombang kapal besar yang melintasi di atasnya. Usia paus yang sudah terlampau tua juga bisa jadi pemicunya.

Baca juga  Masuki Tahap Akhir TA Revamp, KPI Balikpapan Siap Aktifkan Kilang Raksasa

“Bisa juga akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu,” sebutnya mencoba mengaitkan dengan fenomena alam.

Pada pertengahan September 2024, sebagian daerah di Kaltim dan Kaltara beberapa kali diguncang gempa. Guncangan paling besar berkekuatan magnitudo 4,1 dan magnitudo 5,6 terjadi di Berau, 16 September 2024.

Kemunculan paus di tepi pantai Balikpapan bukan yang pertama. Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Balikpapan mencatat, sepanjang 15 tahun terakhir, sudah empat paus menepi di pesisir kota ini. Yang pertama pada 2009, seekor paus pembunuh palsu (pseudorca crassidens) ditemukan di Pantai Lamaru. Berikutnya paus pembunuh kerdil (feresa attenuata), ditemukan di Pantai Manggar pada Juni 2019.

Tujuh bulan kemudian atau Desember 2019, paus bergigi sikat (baleen whale), menepi di pantai Sepinggan Raya. Yang terakhir adalah paus sperma tadi. Dari keempat paus tersebut, hanya paus pembunuh kerdil yang mampu bertahan hidup dan berhasil dievakuasi.

Paus sperma memiliki ciri kepala besar dan dahi bundar yang menonjol. Berdasarkan laporan Britannica, kepala paus sperma menyimpan banyak cairan putih atau spermaceti dengan rata-rata kapasitasnya 2.000 liter. Para pemburu klasik mengira cairan tersebut adalah sperma.

Baca juga  Baju Adat Dayak Ga'ai Karya Pengrajin Long Lanuk Digunakan Jokowi Saat ke Berau

Cairan tersebut memiliki banyak kegunaan. Orang-orang kerap memanfaatkannya menjadi lilin, krim kosmetik, pomade, produk pelapis tekstil, hingga pelumas industri. Perut paus sperma juga mengandung minyak kuning pucat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penerangan dan pelumas.

Keberadaan cairan-cairan inilah yang membuat paus sperma menjadi incaran para pemburu paus pada akhir abad ke-18 sampai abad ke-19.

Paus sperma memiliki warna gelap dengan kepala berbentuk persegi besar. Sea World Parks & Entertainment menyebut, saking besarnya kepala paus sperma, panjang kepalanya bisa mencapai sepertiga total tubuhnya. Di samping itu, paus ini memiliki ciri khas lubang sembur di dahi.

Paus sperma dewasa disebut memiliki panjang maksimum 20 meter. Dari segi berat badan, paus sperma jantan beratnya tiga kali lipat paus betina. Diperkirakan, paus sperma jantan beratnya adalah 39.500 kilogram sedangkan betinanya hanya 12.200 kg saja. Makanan favorit paus sperma adalah cumi-cumi. Paus sperma betina hampir selalu memakan cumi-cumi sementara pejantannya juga sering memangsa berbagai jenis ikan, seperti hiu, kod, dan pari. (*/Sulaiman)

Bagikan:
Berita Terkait