SAMARINDA – Tinggal menghitung hari, umat muslim di Indonesia bakal memasuki bulan Ramadan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda memprediksi akan ada sejumlah perbedaan dalam hal kondisi cuaca di bulan Ramadan kali ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda Riza Arian Noor menuturkan, perkiraan cuaca menunjukkan bahwa Kaltim masih akan merasakan musim hujan.
Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diprediksi masih akan terjadi. “Cuaca di Kaltim bulan depan masih masuk dalam periode musim hujan, sehingga secara umum wilayahnya masih terjadi hujan dengan intensitas yang variatif,” terangnya.
Meskipun kondisi tersebut bisa membawa dampak positif bagi masyarakat yang menjalankan ibadah puasa, namun BMKG Stasiun Samarinda tetap meminta warga untuk waspada.
Pasalnya, musim hujan bisa memunculkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, dan tanah longsor.
“Khususnya warga-warga yang tinggal di area yang rawan bencana longsor dan banjir,” sambungnya.
Terjadinya musim hujan di Kaltim karena fenomena La Nina, yakni suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya, sehingga hal ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik yang kemudian meningkatkan curah hujan.
Sementara itu pada Rabu (26/2/2025) ini, sejumlah kawasan Kaltim diprakirakan berpotensi mengalami hujan deras yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sesaat, sehingga kewaspadaan pun harus ditingkatkan.