TANJUNG REDEB – Cuaca di Berau saat ini terpantau panas ekstrem hingga 36,5 derajat. Hal ini membuat Berau menjadi daerah terpanas di Indonesia.
Kondisi ini pun menjadi atensi khusus Bupati Berau, Sri Juniarsih dengan memberi peringatan kepada masyarakat untuk waspada terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Luar biasa panasnya,” ujar Bupati Sri saat menghadiri pertemuan bersama para pejabat daerah dalam membahas penyusunan dokumen kontingensi penanggulangan bencana banjir di Kantor Bupati Berau, Selasa (29/7/2025).
Bupati Berau dua periode ini menyampaikan, panas matahari saat ini membuat sejuknya kipas angin dan air conditioner (AC) tak mempan meredam kondisi panas hari.
“Kipas itu malah justru panas anginnya. Saya lihat indikatornya 37 derajat celcius,” tuturnya.
Kondisi ini yang kemudian dikhawatirkan akan merembet ke bencana karhutla. Hal itu belajar pada kejadian kepemimpinan kepala daerah sebelumnya yang dalam penanganan karhutla menemui banyak tantangan.
Selain dedaunan kering yang sensitif terhadap api, tanah yang gersang pun berpotensi menyala lebih lama di lahan yang terbakar. Situasi ini membuat pemerintah saat itu kewalahan mengatasi persoalan karhutla.
Belum lagi perilaku oknum yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan.
“Jadi kita harus waspada dengan kondisi ini,” serunya.
Bupati perempuan pertama di Berau ini menyatakan, dampak karhutla bisa sampai pada potensi terjadinya kelumpuhan ekonomi daerah. Aktivitas impor maupun ekspor barang akan terhambat lantaran pesawat tak akan diperbolehkan terbang.
“Kalau terjadi karhutla, ekonomi kita bisa lumpuh,” tuturnya.
Oleh karenanya, ia meminta seluruh pihak untuk saling bekerja sama dalam menjaga hutan agar tak terbakar. Termasuk juga saling bahu membahu dalam mengingatkan masyarakat agar tidak membakar hutan atau perkebunan untuk saat ini.
Karena dikhawatirkan, tatu titik api yang dibuat, itu bisa merembet pada lahan yang tak menjadi target pembakaran untuk kepentingan perkebunan.
“Silakan beri peringatan agar oknum-oknum yang biasa melakukan pembakaran hutan dan lahan tidak tidak melakukan aktivitas pembakaran. Ayo sama-sama kita lakukan pencegahan, karena jika terjadi yang dirugikan itu kita semua,” pungkasnya. (*/adv)