TANJUNG SELOR – Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan penempatan warga transmigrasi.
Tentu, harapan dari program transmigrasi itu utamanya agar mereka dapat hidup sejahtera dengan memanfaatkan sejumlah potensi yang ada di sekitarnya, tak terkecuali di Kalimantan Utara (Kaltara).
Jadi tidak hanya fokus pada penataan wilayah dan penempatan warga transmigrasi, tapi juga harus fokus pada pengembangan hasil daripada warga transmigrasi tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltara, Denny Prayudi mengatakan, saat ini Kementerian Transmigrasi (Kementrans) telah membuat beberapa program, salah satunya soal hilirisasi.
“Hasil panen masyarakat transmigrasi bisa dimanfaatkan. Jika ada hasil panen, misalnya singkong, itu bisa dibuatkan produk kripik singkong supaya ada nilai jualnya,” kata Denny.
Saat melakukan rapat bersama Disnakertrans beberapa waktu lalu, Kementrans mengingatkan danendorong agar ada produk dari warga transmigrasi yang bisa diekspor.
“Itu dari Kementerian Transmigrasi. Tapi kalau kami, untuk tahap awal ini tidak harus sampai ekspor, minimal bisa dijual di swalayan atau minimarket dululah,” katanya.
Sebagai tindak lanjut atas hal ini, Denny mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan pelatihan kepada warga transmigrasi, salah satunya berupa pengolahan ikan gabus menjadi abon.
Ini selain bahan bakunya mudah ditemukan, juga pengolahannya yang cukup simpel dan diminati banyak orang.
“Ikan gabus ini gampang ditemukan di Tanjung Selor. Inikan bergizi, tentu ini sangat potensi. Apalagi kita latih untuk mengemas, kita pastinya untuk izin hingga memasarkannya,” kata Denny.
Harapannya, apa yang sudah didapatkan dari pelatihan itu dapat ditindaklanjuti dengan praktik di lapangan. (**)