SAMARINDA – Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kalimantan Timur (Kaltim), Zainal Abidin, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan peran Brigade Pangan (BP) untuk mencapai kedaulatan pangan.
Langkah ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya swasembada pangan dalam waktu sesingkat mungkin.
“Semakin cepat tercapai, semakin baik,” ujar Zainal.
Zainal menjelaskan, Brigade Pangan adalah kelompok petani muda yang dibentuk untuk mengelola lahan pertanian, terutama di lahan-lahan yang tidak tergarap secara optimal.
“Jumlah petani kita semakin menurun dan didominasi oleh usia tua. Karena itu, kita perlu merekrut petani-petani muda,” ucapnya.
BSIP Kaltim menargetkan pembentukan 70 hingga 75 Brigade Pangan di wilayah Kaltim. Setiap brigade akan terdiri dari 15 orang dengan rentang usia 19 hingga 39 tahun.
“Mereka akan difasilitasi dengan alat-alat pertanian modern dan diberikan pelatihan. Diharapkan setiap anggota Brigade Pangan dapat memperoleh penghasilan minimal Rp10 juta per bulan,” jelas Zainal.
“Ketergantungan pada impor pangan sangat riskan, terutama mengingat rencana program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh pemerintah. Pangan adalah hidup matinya suatu negara. Begitu kata Presiden kita. Karena itu, kemandirian pangan menjadi sangat krusial,” tambahnya.
optimalisasi lahan pertanian melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP). “Kita juga akan menerapkan simulasi musim tanam tiga kali dalam setahun untuk mengoptimalkan produksi pertanian,” katanya.
Zainal mengungkapkan rencana untuk mengubah pola pikir petani, dengan target Indeks Pertanaman (IP) 300 pada lahan-lahan yang selama ini tidak optimal.
“Kita harus berpikir tiga kali tanam dalam setahun: Oktober hingga Januari untuk MT1, Februari hingga Mei untuk MT2, dan Juni hingga September untuk MT3,” ujarnya.
Dengan teknologi yang tepat, diharapkan lahan-lahan yang tidak optimal dapat ditingkatkan produktivitasnya secara maksimal.