SAMARINDA – Ketua DPC Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Samarinda, Agus Sakhlan, menyambut baik langkah tersebut meskipun mengingatkan akan potensi dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Kami mendukung langkah ini demi keselamatan pelayaran, tetapi perlu diingat bahwa penutupan ini juga memengaruhi banyak pihak, terutama pengusaha yang mengandalkan pelayaran sungai,” ungkap dia.
Dampak dari penutupan alur pelayaran ini tidak hanya dirasakan oleh pengusaha pelayaran, tetapi juga oleh sektor lain yang terkait, seperti industri pertambangan, distribusi barang, serta sektor perikanan.
Sejumlah pengusaha tambang dan pengemudi truk yang biasa mengangkut barang melalui jalur sungai, khawatir penutupan ini dapat menyebabkan keterlambatan pasokan bahan baku dan barang-barang hasil produksi. Agus juga menyampaikan bahwa meskipun dampak ekonomi dapat diminimalisir, penutupan ini tetap membawa beban bagi banyak pihak.
“Kami mengerti bahwa ini untuk kepentingan bersama, tetapi kita juga tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa ekonomi lokal sangat bergantung pada kelancaran alur pelayaran ini,” katanya.
Di tengah pembicaraan mengenai penutupan sementara, beberapa pihak juga mengajukan ide mengenai solusi jangka panjang terkait masalah jembatan Mahakam.
Salah satu usulan yang muncul adalah pembangunan jembatan baru untuk menggantikan jembatan yang ada saat ini, yang dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan lalu lintas.
Sakhlan menyatakan bahwa pembangunan jembatan baru bisa menjadi solusi, meskipun pihaknya menekankan bahwa hal itu memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.
“Kami mendukung inisiatif untuk pembangunan jembatan baru. Namun, itu harus melibatkan banyak pihak, termasuk pengusaha yang bergantung pada alur sungai ini,” kata dia.
“Tentunya, pemerintah juga harus segera memikirkan solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.