TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau menjadi salah satu daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang saat ini ‘dilirik’ oleh investor.
Salah satunya dari Republik Seychelles. Sejak 2017, Seychelles telah membuka jalan bagi Kaltim, khususnya Berau untuk melakukan kerja sama dalam program blue economy atau ekonomi biru.
Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, untuk bisa berhasil menerapkan program blue economy, pemerintah daerah memiliki pekerjaan rumah (PR) mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
“Dengan kekayaan alam berupa sektor maritim hingga perkebunan, Berau harus punya SDM yang kreatif dan inovatif untuk mengelolanya,” kata Bupati Sri saat menyambut utusan langsung Presiden Republik Seychelles Patrick Herminie, Niko Barito pada Jumat (31/10/2025).
Jika potensi ini bisa dikelola oleh SDM lokal, tentu Berau tidak lagi melakukan impor produk mentah, melainkan produk jadi yang punya nilai jual tinggi.
Ia menyebut hal itu menjadi kebutuhan yang paling mendesak sebelum program kerja sama dilakukan secara serius oleh Republik Seychelles.
Tentu, dibutuhkan peran serius semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga pusat untuk menggodok penguatan atau pengembangan SDM di Berau.
Ke depan, Bupati Sri mencanangkan pembuatan komunitas pendidikan di sektor pariwisata untuk meningkatkan kemampuan SDM bagi warga yang berada di kawasan pulau-pulau terluar.
Kemahiran berbahasa asing dan etika saat menyambut tamu mancanegara sudah harus dimiliki dan menjadi bekal tiap individu.
“Ini bukan pendidikan formal, tapi bisa menggenjot kemahiran SDM kita untuk berbahasa asing. Semoga bisa dijadikan atensi,” tuturnya.
Bupati Berau dia periode ini menyebut, pihaknya akan melakukan pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bakal menjadi motor penggerak ekonomi biru di Berau.
Tak tanggung-tanggung, pelaku usaha di Berau didorong untuk menjadi leading sector aktivitas ekspor komoditas unggulan, termasuk pengelolaan kekayaan alam di darat maupun laut.
“Ini juga menjadi tugas ke depan agar dapat diwujudkan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Niko Barito mengaku telah berulang kali datang ke Berau. Dirinya membenarkan kebutuhan Berau saat ini adalah pengembangan SDM.
“Dari sisi kekayaan wisata bahari hingga budaya, Berau sudah sangat baik. Masyarakat pun aktif menjaga dan melestarikan budaya tersebut.
Sejatinya, ekonomi biru merupakan pembangunan dengan menjaga konsep hijau dan kelestarian lingkungan di tengah upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah. (*/adv)






